Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyikapi kehadiran media sosial yang diklaim buatan Pemerintah RI bernama Elaelo.
Firman mengatakan, jika benar platform tersebut dibuat oleh negara, seharusnya ada pengumuman dan sosialisasi dari pemerintah mengenai media sosial tersebut sebelum diperkenalkan kepada masyarakat luas.
“Jadi lebih baik berhati-hati untuk tidak buru-buru mendaftar dan memberikan data pribadi,” kata Firman, Senin (17/6/2024).
Selain itu, Firman menyebut bahwa saat ini platform Elaelo belum tersedia di Play Store dan App Store, dua fitur yang menyediakan sejumlah aplikasi yang dapat dipasang pada perangkat teknologi.
“Salah satu jaminan platform aman jika telah dikurasi kedua platform penjualan ini,” ujarnya.
Di sisi lain, platform ini mendapat banyak keluhan lantaran sulit untuk diakses dan keanehan lain yang ditemukan oleh calon pengguna. Menurut Firman, ada dua kemungkinan platform tersebut sulit untuk diakses.
Baca Juga
Pertama, platform masih dalam fase uji coba sehingga ketika mendapat pendaftar dalam jumlah besar, Elaelo mengalami gangguan dan tidak berhasil diakses.
Hal serupa, kata dia, juga terjadi pada platform milik mantan Presiden AS Donald Trump, Truth. Saat pertama kali diluncurkan, platform tersebut mengalami hal serupa dan akhirnya dapat berfungsi setelah diatasi gangguannya.
“Kemungkinan kedua, dan ini harus diwaspadai, adanya pihak tertentu yang memanfaatkan peluncuran platform baru ini untuk phising,” ungkapnya.
Phising merupakan bentuk pencurian data pribadi pengguna perangkat digital, yang juga mengincar username dan password.
Dia menuturkan, berdasarkan kebiasaan username dan password pemilik akun di Indonesia seringkali tidak berbeda antara platform satu dengan yang lain. Sehingga ketika berhasil dipancing, pelaku phising akan mencoba untuk menembus platform-platform lain seperti media sosial, email, lokapasar, atau bahkan rekening.
Sementara itu, Pengamat Teknologi dari Vaksincom Alfons Tanujaya mempertanyakan kebenaran pemilik dari platform tersebut.
“Siapa yang klaim Elaelo buatan pemerintah? Domainnya saja tidak secure. Owner-nya dicari aksaradigital,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (17/6/2024).
Menurutnya, jika benar platform tersebut merupakan milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), hal tersebut tentu menjadi pertanyaan besar mengingat domain Elaelo tidak aman. Selain itu, dia mengatakan bahwa sebagai regulator pemerintah seharusnya tidak menjadi pemain.
“Kalau benar Kemkominfo sih harusnya jadi pertanyaan besar kok websitenya seperti itu. Lagipula Kemkominfo kan regulator kok jadi pemain,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com, Senin (17/6/2024), Elaelo mendeskripsikan dirinya sebagai medsos lokal pengganti X (Twitter). Adapun, platform tersebut memiliki alamat elaelo.id.
Dalam halaman depan, hanya nampak logo Burung Garuda Pancasila dan tulisan Welcome to elaelo - Medsos Lokal Pengganti X/Twitter. Di bawahnya ada petunjuk Sign In dengan kolom Username or Email dan Pasword.
Sementara, di sisi kiri halaman muncul foto dengan Topeng Guy Fawkes. Adapun, topeng tersebut sempat muncul dalam film V for Vendetta atau dikenal dengan topeng Anonim.
Ketika hendak megetahui profil lengkap medsos Elaelo dengan mengklik About Us, justru tidak muncul keterangan apapun dalam halaman tersebut alias "Situs ini tidak dapat dijangkau".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
media sosial Medsos Elon Musk twitter X.com Elaelo