PT Surveyor Indonesia (PTSI), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang jasa survei, inspeksi, verifikasi dan sertifikasi semakin agresif dan memperkokoh posisinya di segmen layanan konsultasi sektor pertambangan, khususnya batubara.
Direktur Utama PTSI M. Arif Zainuddin menjelaskan sektor batubara yang sempat melemah akibat penurunan permintaan pada beberapa tahun terakhir, kini menjadi perhatian perseroan seiring dengan geliat sektor tambang ini, yang ditandai dengan peningkatan harga.
Menurut dia, permintaan produksi pertambangan berupa batubara semakin hari semakin meningkat baik dari dalam negeri maupun pasar internasional. Oleh karena itu, kontrol kualitas batubara yang dihasilkan oleh perusahaan tambang menjadi faktor penting dalam persaingan di bisnis ini. PTSI telah mengantisipasi hal ini dengan disiapkannya 10 (sepuluh) Laboratorium preparasi batubara dan 10 (sepuluh) Laboratorium mineral dan batubara yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, diantaranya sudah memiliki akreditasi SNI ISO/IEC 17025 (KAN). Rencananya PTSI akan memiliki Laboratorium terintegrasi ( Lab. Mineral dan Batubara, Lab. Migas dan Lab. Lingkungan ) di Jawa Barat
Laporan hasil verifikasi yang dikeluarkan PTSI dapat digunakan sebagai acuan apabila terjadi perbedaan pendapat di antara para pemangku kepentingan yang terlibat dalam mata rantai perdagangan mineral dan batubara.
Selain itu, lanjutnya, laporan verifikasi tersebut juga dapat mengurangi risiko usaha dalam kegiatan perdagangan, investasi maupun industri pertambangan batubara karena seluruh proses produksi dilakukan dengan mematuhi norma, etika dan standar.
“Kondisi batubara yang dihasilkan harus selalu terjaga baik. Hal tersebut dapat dicapai melalui serangkaian kontrol yang baik dalam proses produksi mulai dari lokasi pertambangan hingga tempat pengolahan dan penyimpanan. Kepatuhan terhadap aturan serta regulasi yang telah ditentukan juga merupakan faktor penting,” jelasnya, Kamis (1/12/2016).
Stockpile yang merupakan tempat penyimpanan atau penumpukan hasil tambang batubara, kata Arif, juga harus dipastikan berfungsi dengan baik sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara untuk memenuhi kualitas yang dipersyaratkan.
Dia menambahkan PTSI terus mengembangkan dan memperkuat layanan jasa survei, inspeksi and konsultasi kepada pelanggan di sektor mineral dan batubara, dengan didukung oleh tenaga ahli dan profesional yang bersertifikat Internasional (JORC) serta lebih dari 300 tenaga fungsional bersertifikat (Surveyor, Drafter, Preparator serta Analis Lab) yang secara berkala diberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan Kompetensinya. “Para surveyor PTSI yang melaksanakan kegiatan stockpile survey merupakan tenaga ahli terlatih, berpengalaman dan jumlahnya sangat memadai, Mereka memiliki latar belakang disiplin keilmuan teknik yang mumpuni dan berpegang teguh pada kode etik profesi dan nilai-nilai perusahaan,” jelasnya.
Selain itu, untuk menunjang kegiatan stockpile survey ini, surveyor PTSI dilengkapi peralatan survey topografi yang paling canggih saat ini berupa Terresial Laser Scanner - Ultra High Speed atau lebih dikenal dengan 3D laser Scanner yang mampu menggambarkan kondisi Stockpile kedalam bentuk 3Dimensi sehingga diperoleh hasil pengukuran stockpile yang sangat akurat.
Selain menggarap sektor tambang mineral dan batubara, kegiatan usaha utama PTSI juga mencakup jasa inspeksi dan verifikasi, konsultansi, pengujian dan analisis serta pelatihan yang mencakup berbagai sektor yaitu sektor migas dan sistem pembangkit, sektor infrastruktur serta sektor penguatan institusi dan kelembagaan (*)